Bersamamu Kuraih Surga(9)



Bayi mungil yang tidak berdosa, kami berdua in syaa allah siap mendidik dan membesarkanmu dengan sepenuh jiwa. Aisyah al Humaira, Hanum menamai bayi mungilnya. Sejak kehadiran Aisy suasana rumahnya berubah hangat dan penuh tawa. Aisy kecil adalah seorang anak cerdas, cantik dan ceria, bermata bulat dan jenaka membuat orang gemas memandangnya.
Dua puluh dua tahun berlalu, Aisy tumbuh menjadi seorang wanita yang sederhana, pintar dan mandiri. Sosoknya tinggi semampai persis seperti Hanum. Dengan jllbab lebar menutupi dadanya. Berkarir sebagai seorang chef handal dan telah memilki banyak pengalaman. Jam terbang memasaknya sudah tinggi, mengisi berbagai seminar makanan dan menjadi host sebuah acara memasak di salah satu stasiun televisi. Semuanya tidak membuat Aisy tinggi hati. Tetap menjadi wanita yang rendah hati. 
Di sela-sela waktu luangnya masih mengikuti kajian dan terus menjaga hafalan Alquran agar senantiasa terjaga. Aisy menyayangi kedua orang tuanya, sepenuh jiwa, hormat dan patuh. Hanum dan Lukman bersyukur sekali, dan senantiasa berdoa agar Allah Swt menjaga putrinya. Sadar dunianya penuh dengan godaan, tapi jiwa mudanya sudah stabil dan siap menghadapi segala ujian.

Aisy tinggal di sebuah apartemen di ibukota. Satu minggu sekali, bertemu dengan orang tuanya atau Hanum dan Lukman yang akan berkunjung menemaninya. Limpahan materi membuat Aisy murah hati, sering berbagi dan memberi tidak membuat hartanya berkurang, bahkan semakin bertambah. Sore itu dalam sebuah kereta perjalanan menuju ibukota, Lukman mengatakan kepada Hanum bahwa sudah saatnya Aisy mengetahui siapa orang tua kandungnya. Ibu dan ayah kandungnya harus ikut merasakan kebahagiaan yang sekarang diperoleh Aisy. Hanum sangat bersyukur bersuamikan Lukman, beliau sangat sayang kepada Aisy, akan tetapi tetap menyadari ada keluarga lain yang berhak tahu akan keberadaan Aisy sekarang. Lukman tidak ingin silaturahmi antara anak dan orangtua kandung terputus. Mereka yakin Aisy kuat menerima, sosok gadis yang kuat dan penyayang.
Hanum melambaikan tangan kepada Aisy yang berdiri di belakang pintu kaca. Bergegas mendekati dan memberi salam kepada kedua orangtua yang disayanginya. Sesampainya di Apartemen,Hanum dan Lukman melepaskan penat. Usia yang sudah tidak lagi muda, membuat keduanya cepat merasakan lelah. Anaknya sudah mempersiapkan segala keperluan, Teh hangat dan aneka camilan sudah tersaji di meja, mereka berdua sangat bersyukur atas semua karunia

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Wisata Belanja Batik Trusmi Cirebon

Mengenal Anggur Pohon,

Mau Seragam Batik Murah, Sentra Batik Asofa Cirebon Tempatnya.