Tradisi Muludan Cirebon
Muludan,
tradisi yang dilakukan di bulan maulud . Setiap tanggal 12 Rabiul Awal , bulan
kelahiran rosul agung Muhamad SAW. Perayaan
kelahirannya menjadi tradisi di Cirebon sejak berabad lampau. Muludan juga menjadi ajang ngalap berkah bagi masyarakat Cirebon
dan sekitarnya. Muludan Cirebon dilaksanakan di tiga keraton Kesepuhan, Kanoman
dan Kecribonan. Untuk pelaksanaan ritual muludan Keraton Kasepuhan dan Kanoman sukses dengan pengunjung mencapai ribuan orang.
Muludan
juga menjadi tempat bersilaturahmi
antara masyarakat dan para sultan. Tradisi arif yang masih dipertahankan
sampai saat ini. Zaman dahulu, para lelulhur menggarap sawah milik keraton, dan
sebagai balas budinya, mereka membawa sedikit hasil panen untuk diberikan kepada sultan. Muludan juga menambah pendapatan masyarakat, karena satu bulan menjelang acara puncak digelar pasar rakyat.
Ritual
panjang jimat menjadi tradisi yang menarik wisatawan lokal maupun mancanegara. Selama
satu bulan penuh acara berlangsung dan puncak acara muludan, adalah panjang
jimat atau malam pelal, malam tanggal 12 Rabiul Awal. Masing-masing keraton
menyelenggarakan prosesi panjang jimat. Untuk keraton Kesepuhan, ritual dimulai pada pukul delapan
malam, dengan mengarak benda-benda pusaka keraton. Benda-benda pusaka keraton diantaranya berupa piring
bekas peningggalan Sunan Gunung Jati. Piring di tata di bangsal keraton, diisi
dengan berbagai makanan dan nasi jimat.
Nasi jimat adalah nasi yang proses pembuatannya memakan waktu selama satu
tahun. Proses pengupasan hanya menggunakan tangan dan mulut dari perempuan abdi
keraton yang masih perawan. Sebutan untuk abdi keraton yang membaktikan dirinya
pada keraton dan memutuskan untuk tidak menikah seumur hidup adalah perawan
sunti.
Piring
yang berisi aneka makanan diletakkan di langgar agung. Langgar atau Masjid Agung Sang Cipta Rasa, tempat acara berlangsung, Imau masjid
agung memimpin doa serta shalawatan. Acara berlangsung hingga tengah malam. Selepas
acara, masyarakat berebut makanan yang disajikan dan berusaha menyalami keluarga sultan. Menurut kepercayaan
masyarakat apabila berhasil menyalami sultan maka keberkahan hidup akan
tercapai selama tahun ini sampai tahun berikutnya.
Prosesi panjang jimat di keraton Kanoman dimulai pukul sembilan malam. Dawali dengan lonceng Gajah Mungkur yang berbunyi sembilan kali, menandakan mulainya proses panjang jimat segera dimulai. Sultan dan keluarga keraton lainnya berjalan menuju bangsal utama, dibelakangnya berbaris abdi keraton membawa benda pusaka. Acara selanjutnya adalah berdoa dan bershalawat, dilakukan sampai menjelang tengah malam. Prosesi selesai, ditandai dengan pembagian makanan dan silaturahmi bersalaman dengan Sultan dan keluarganya.
Prosesi panjang jimat di keraton Kanoman dimulai pukul sembilan malam. Dawali dengan lonceng Gajah Mungkur yang berbunyi sembilan kali, menandakan mulainya proses panjang jimat segera dimulai. Sultan dan keluarga keraton lainnya berjalan menuju bangsal utama, dibelakangnya berbaris abdi keraton membawa benda pusaka. Acara selanjutnya adalah berdoa dan bershalawat, dilakukan sampai menjelang tengah malam. Prosesi selesai, ditandai dengan pembagian makanan dan silaturahmi bersalaman dengan Sultan dan keluarganya.
Dalam ritual panjang jimat, kata panjang ditafsirkan secara harfiah, adalah
bentuk piring dan perabotan dapur peninggalan sejarah yang diisi dengan makanan
dengan dianalogikan dengan prosesi kelahiran nabi,Sedangkan kata Jimat, merupakan akronim dari kata Diaji dan Dirumat yang berarti dipelajari dan
diamalkan yakni ajaran-ajaran Islam dengan meneladani Nabi Muhammad SAW.
Setiap tahun pelaksanaan acara ritual panjang jimat di kedua keraton dengan ribuan pengunjung berlangsung khidmat dan lancar sedangkan untuk keraton Kecribonan acara Muludan dan Panjang jimat berlangsung lebih sepi. akan tetapi tidak mengurangi kehidmatannya. Semoga acara tradisi warisan leluhur yang syarat makna ini tetap terjaga kelestariannya.
Setiap tahun pelaksanaan acara ritual panjang jimat di kedua keraton dengan ribuan pengunjung berlangsung khidmat dan lancar sedangkan untuk keraton Kecribonan acara Muludan dan Panjang jimat berlangsung lebih sepi. akan tetapi tidak mengurangi kehidmatannya. Semoga acara tradisi warisan leluhur yang syarat makna ini tetap terjaga kelestariannya.
Comments
Post a Comment