Bersamamu Kuraih Surga(7)
Mas Lukman sosok lelaki yang
penuh tanggung jawab. Suami yang ideal, sabar dan penyayang. Sosok yang
diidamkan oleh para wanita. Hanum bersyukur dan bahagia bisa menjadi istrinya.
Keluarga kecil yang harmonis dan bahagia. Usia pernikahan sudah hampir satu tahun,
tanda-tanda kehamilan belum pernah dirasakan oleh Hanum. Mas Lukman sendiri
tidak menuntut untuk segera memiliki momongan, akan tetapi beliau menyarankan
dirinya untuk mengurangi kegiatan. Apalagi usia yang sudah masuk kepala tiga.
Hanum menuruti nasehat suaminya untuk mengurangi semua kegiatan. Tidak adalagi
kesibukan yang berarti, hanya rutinitas kantor yang biasa saja akan tetapi
tanda-tanda kehadiran sang buah hati belum nampak juga. Hatinya mulai resah, empat
tahun sudah berlalu, usaha dan doanya tak pernah henti untuk memohon kehadiran seorang
anak yang akan meramaikan rumahnya.
Satu minggu ini ada sedikit berbeda,
tubuhnya terasa mudah lelah dan lesu. Hanum merasa perut bawahnya mudah kram,
dan hari ini kramnya semakin mejadi. Perutnya seperti diperas, keringat
bercucuran dan matanya berkunang-kunang. Berada di ruangan dokter kandungan,
Hanum mendengarkan dengan seksama penjelasan dokter. Dokter muda dihadapannya
itu menerangkan kondisi rahimnya. Dalam rahimnya ada benjolan, sudah membesar, sebesar kepala bayi
dan perlu segera diambil tindakan. Dokter juga akan mengambil contoh jaringan
apakah berbahaya atau tidak. Serangkaian test dijalankan Hanum untuk mengecek
kondisi rahimnya. Keputusan akhir hari ini akan dijelaskan oleh dokter
kandungan. Kali ini Lukman menemaninya, berdebar keras jantung Hanum mendengar
penjelasan dokter, dokter memvonis jaringan daging tumbuh yang ada di rahimnya
termasuk ganas. Tindakan pengangkatan harus segera dilakukan. Lukman menguatkan
kodisi mental Hanum, vonis dokter sekaligus memupus harapan keluarga kecil ini
untuk mendapatkan buah hati.
Comments
Post a Comment