Pertemuan Pertama
Menghafal Alquran, untuk anak kecil terdengar biasa, tapi buat ibu- ibu seusia saya, rasanya luar biasa. Anak- anak yang masih belum banyak kesibukan dan urusan pun terkadang butuh waktu dan ketelatenan untuk menghafal ayat- ayat Alquran. Semakin muda usia serta lingkungan yang membiasakan untuk menghafal semakin mudah pula masuk ke dalam pikiran. Berbeda dengan ibu- ibu , banyak urusan dan pikiran, belum lagi cicilan dan utang he..he, sehingga konsentrasi semakin berkurang.
Setiap manusia juga memiliki kemampuan yang berbeda beda, jadi tinggal disesuaikan dengan kemampuan yang ada. Untuk pemula, seperti saya, yang baru mulai menghafal saat usia senja, jangan putus asa. Ketekunan dan semangat, itu kunci utama.
Hidayah itu milik Allah swt, tiba- tiba saja berkeinginan untuk mempelajari dan menghafal Alquran. Mencari tempat dan komunitas untuk menghafal yang jaraknya tidak begitu jauh dari rumah. Karena hidayah tadi, alhamdulillah langsung dipertemukan, dan esok harinya langsung mulai pertemuan pertama. Rasanya telat sekali saya memulainya, disaat anak anak muda jaman sekarang sudah mulai merasakan nikmatnya membaca dan menghafal Alquran. Seminggu tiga kali dan sembilan puluh menit tiap pertemuan. Banyak sekali group online untuk membaca dan menghafal Alquran, tapi rasanya kurang pas kalau tidak bertatap muka, dan pastinya silaturahmi juga semakin terjaga. Saya masuk group bersama adik -adik sekolah menengah atas dan sekolah menengah pertama. Satu kelompok kurang lebih tujuh orang, tidak membuatku malu untuk mulai menghafal, lima ayat setiap pertemuan. Pertemuan pertama yang begitu berkesan, sekaligus menantang, jadi ketagihan. Saya mulai menghafal dari juz 30 Surat Al Lail, masyaa allah, menyenangkan sekali. Lima ayat saja butuh waktu sembilan puluh menit, lama sekali emak -emak ini menghafal, sampe panas dingin, dan keringatan kiranya begitu pikiran anak anak yang lain he..he..Luar biasa, di jaman seperti ini masih banyak anak- anak yang cinta Alquran, berbahagianya kedua orang tua mereka. Mereka berlomba lomba mempelajari, menghafal dan mengamalkannya. Tetap semangat dan istiqomah di tengah serbuan kemajuan jaman yang penuh godaan setan
Rasanya kembali muda dua puluh tahun, kembali merasa gregetan karena hafalan yang kurang, semangat yang semoga tetap menyala, terus terpelihara hingga akhir hayat. Mulai dari sekarang, mulai dari yang senang, semoga mendapat kemenangan.
semangat bu, pasti bisa hehe
ReplyDelete