Stop Bullying dengan 2 Langkah
Baru saja saya menyaksikan film bergenre drama yang isinya syarat makna. Berkisah tentang seorang anak yang di bullying oleh kawan-kawannya. Dipermalukan di depan orang banyak, jadi pecundang. Tetapi, ada seorang temannya yang berempati dan kemudian menolong. Empati sang teman ini selalu diingatnya. Pengalaman itu menjadikannya berubah, dijadikannya cambuk untuk berubah. Hingga 20 tahun kemudian, keduanya bertemu, banyak perubahan yang terjadi.
Perubahan besar terjadi pada anak yang dulunya di bullying. Memutuskan untuk berubah, bersungguh sungguh meluangkan waktunya 6 jam per hari, selama 20 tahun. Luar biasa kuat tekadnya untuk berubah, menjadikannya seorang yang ahli di bidangnya. Mengambil hikmah dari kisah diatas, bahwa tanggung jawab terhadap hidup kita adalah diri kita sendiri, mau berubah atau jalan di tempat. Ya berubah atau move on, sehingga hidup kita yang Cuma 1 kali ini menjadi berarti bagi orang lain. Sang anak berhasil menghilangkan trauma, bahkan menjadikannya dasar untuk berubah ke arah yang lebih baik. Tidak ada manusia yang sempurna, jangan pernah menyerah, jadilah pahlawan dalam kisahmu sendiri.
Itu adalah sepenggal kisah praktik bullying di sekolah yang berdampak bahagia, pada kenyataannya banyak juga yang berdampak negatif dan menimbulkan trauma psikologis bagi anak. Anak jadi malas pergi ke sekolah, pemurung, bahkan ada pula yang disertai dengan kekerasan fisik. Bagi orang tua, hal demikian tentu saja sangat merisaukan. Untuk mengantisipasinya, ada beberapa langkah yang perlu di lakukan oleh orang tua diantaranya adalah :
Pertama, senantiasa jalin komunikasi dengan guru di sekolah. Tanyakan perkembangan anak, yang berkaitan dengan pendidikan dan pergaulan dengan sesama temannya. Dengan adanya informasi dari guru akan memberikan solusi lebih awal apabila terjadi praktik bullying, sehingga masalah yang timbul tidak akan berlarut-larut, bisa segera diatasi tanpa mempengaruhi mental dan prestasi belajar anak
Kedua, biasakan anak bercerita tentang apa saja yang dilakukannya di sekolah setiap hari. Biasanya dilakukan di sela-sela makan malam dengan keluarga, atau di acara santai seperti berkumpul bersama di ruang keluarga. Ciptakan suasana hangat, harmonis dan saling mendukung. Perang orang tua sangat besar. Pembentukan fisik dan mental anak di awali dari keluarga yang bahagia, cukup kasih sayang dari kedua orang tuanya sehingga anak memiliki rasa percaya diri.
Mari cegah praktik bullying di sekolah dengan kerja sama antara guru dan orang tua murid. Ciptakan lingkungan yang mendukung baik di sekolah maupun di rumah agar làhir generasi penerus bangsa sehat, jasmani dan rohani, cerdas, santun dan penuh penuh percaya diri
Comments
Post a Comment